Dampak Kemarau Basah bagi Petani

oleh -41 Dilihat
Ilustrasi kawasan pertanian.(Foto: Priyo Wicaksono)

JOGJA, bisnisjogja.id – Sektor pertanian Indonesia mengawali dengan permulaan yang bagus pada tahun 2024 lalu. Berbeda dengan tahun 2025 ini yang menunjukkan gejala kemarau basah. Apa dampaknya bagi pertanian?

Pakar iklim Bayu Dwi Apri Nugroho PhD mengungkapkan, perlunya kewaspadaan membaca situasi seperti sekarang. Tidak hanya soal terjadinya bencana hidrometeorologis seperti banjir dan longsor, namun juga persoalan pangan.

Ia mengatakan berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kemarau basah akan terjadi selama tiga bulan kedepan, yaitu sampai Oktober 2024.

”Dampak kemarau basah sangat terasa bagi petani. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya pada bulan Mei-Juni, petani sudah bisa menanam komoditas hortikultura seperti cabai atau bawang merah,” jelas Bayu.

Pada tahun 2025 ini malah sebaliknya, bulan Mei, Juni dan Juli intensitas hujan masih tinggi. Akibat perhitungan musim yang ”meleset”, tidak sedikit petani mengalami gagal tanam.

Kegagalan

Menurut Bayu, petani menganggap bulai Mei-Juni masuk musim kemarau, curah hujan sudah menurun dan petani bisa menanam, ternyata justru sebaliknya.

Meningkatnya intensitas hujan menyebabkan banjir sehingga membuat kegagalan saat tanam yang pada akhirnya petani tidak bisa melakukan penanaman atau pemanenan (puso).

”Meski berdampak negatif, kemarau basah juga bisa berdampak secara positif untuk pertanian, yaitu peningkatan intensitas curah hujanmmenguntungkan untuk wilayah-wilayah yang kering dan tadah hujan,” ujarnya.

Akibatnya, membuat ketersediaan air di wilayah-wilayah tersebut cukup dan petani bisa melakukan aktivitas penanaman, seperti di wilayah Papua dan Indonesia bagian Timur lainnya.

Ia memaparkan, perlu beberapa langkah strategis antara lain prediksi cuaca masa depan secara nasional hingga detail sampai pada level desa atau lahan.

Informasi tersebut tersampaikan kepada masyarakat, terutama terkait dengan anomali cuaca (La Nina). Prediksi dapat membantu mengurangi kerugian dan biaya akibat bencana hidrometeorologis sebagai dampak La Nina.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.