SLEMAN, bisnisjogja.id – Penguatan nama produk sangat penting supaya masyarakat selalu mengingatnya. Ini pula yang perlu bagi Desa Banyuraden, Kapanewon Gamping, Kabupaten Sleman, yang terkenal dengan produk lapis legit.
Sayangnya, hingga saat ini produk tersebut belum mampu menjadi penciri desa. Karena itu, harus ada rebranding agar dapat menjadi penciri desa.
”Prosesnya antara lain dengan upaya melakukan proses produksi yang terkendali, manajemen usaha yang lebih baik, pemasaran lebih intensif, dan juga melakukan diversifikasi produk,” ungkap dosen Universitas Widya Mataram (UWM) Prof Ambar Rukmini, Senin (16/9/2024).
Desa Binaan
Ia bersama tim melakukan program pengabdian kepada masyarakat di sana. Pengabdian melalui skema Pemberdayaan Desa Binaan (PDB) yang memperoleh dana dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Selain dirinya, mereka yang tergabung dalam tim, Kristiana Sri Utami MM dan Prof Dwiyati Pujimulyani. Tim memberdayakan masyarakat Desa Banyuraden melalui berbagai kegiatan dengan aspek produksi, manajemen, pemasaran, dan sosial kemasyarakatan.
Kegiatan tersebut juga melibatkan empat mahasiswa yang masing-masing mendapat rekognisi sebanyak 6-8 sks. Keterlibatan mereka sangat bermanfaat menambah pengalaman praktis terjun ke masyarakat.
Empon-Empon
Tim PDB UWM memberdayakan Desa Banyuraden melalui penguatan brand image produk. Salah satu produknya lapis legit.
Lapis legit Banyuraden akan tampil lebih unik dan menarik, yaitu bagian atasnya bermotif batik khas Banyuraden. Keberadaan lapis legit batik dapat mendongkrak penjualan sehingga masyarakat pembuat lapis legit dapat meningkatkan pendapatannya.
”Warga juga memanfatkan empon-empon menjadi cookies dan stik, selain menjadi minuman instan siap seduh. Empon-empon tidak hanya bahan pembuat jamu, tetapi dapat menjadi camilan enak yang menyehatkan,” imbuh Ambar.