JOGJA, bisnisjogja.id – Otoritas Jasa Keuangan Daerah Istimewa Yogyakarta (OJK DIY) menilai kondisi Industri Jasa Keuangan (IJK) di DIY sampai data Maret 2025 dalam kondisi stabil dengan kinerja tumbuh positif, likuiditas yang memadai dan profil risiko yang terjaga.
Kepala OJK DIY Eko Yunianto menjelaskan aset perbankan di wilayah DIY pada Maret 2025 mencapai Rp 110,71 triliun, tumbuh sebesar 4,07 persen (YoY) dan mengalami peningkatan pertumbuhan dari bulan Februari 2025 sebesar 3,88 persen (YoY).
Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Maret 2025 mencapai Rp 92,73 triliun, tumbuh sebesar 3,91 persen (YoY) dan mengalami peningkatan pertumbuhan dari bulan Februari 2025 sebesar 3,44 persen (YoY).
Kredit/pembiayaan perbankan di DIY pada Maret 2025 tumbuh sebesar 6,72 persen (YoY) menjadi Rp 63,92 triliun, dengan tiga sektor ekonomi yang tumbuh tertinggi secara YtD yaitu sektor administrasi pemerintahan dan pertahanan (38,34 persen); sektor transportasi dan pergudangan (7,21 persen); dan sektor perantara keuangan (5,73 persen).
Risiko kredit terjaga yang tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) dibuktikan dari penurunan NPL dari 4,26 persen pada bulan Februari 2025 menjadi 4,24 persen pada bulan Maret 2025.
Pada Maret 2025, kredit/pembiayaan yang disalurkan kepada UMKM mencapai Rp 28,70 triliun atau tumbuh sebesar 0,16 persen (YoY) dengan market share mencapai 44,91 persen dari total kredit/pembiayaan perbankan, mengalami peningkatan dari bulan Februari (44,83 persen).
Rasio NPL kredit/pembiayaan UMKM mengalami penurunan dari 6,68 persen (Februari 2025) menjadi 6,62 persen (Maret 2025).
Asuransi dan Pembiayaan
Eko memaparkan pula, premi asuransi jiwa pada triwulan pertama tahun 2025 mencapai Rp 315 miliar dan tumbuh 14,87 persen dari triwulan pertama tahun 2024 sebesar 13,81 persen (YoY) dengan jumlah polis premi sebanyak 827.857.
”Premi asuransi umum pada triwulan pertama tahun 2025 mencapai Rp 307 miliar dan tumbuh 185,08 persen dari triwulan pertama tahun 2024 sebesar -11,03 persen (YoY) dengan jumlah polis premi sebanyak 545.839,” jelasnya.
Sementara itu, kinerja perusahaan pembiayaan pada Maret 2025 mengalami pertumbuhan yang positif. Penyaluran pembiayaan oleh perusahaan pembiayaan pada Maret 2025 tercatat sebesar Rp 4,59 triliun meningkat dibandingkan Desember 2024 sebesar Rp 4,55 triliun.
Namun ini mengalami perlambatan pertumbuhan dibandingkan triwulan keempat tahun 2024 secara YoY sebesar 9,48 persen dibandingkan 14,92 persen. Rasio Non Performing Financing (NPF) mengalami penurunan dari 2,60 persen pada Desember 2024 menjadi 2,50 persen pada bulan Maret 2025.
Outstanding pinjaman fintech peer to peer (P2P) lending pada Februari 2025 tercatat sebesar Rp 1,148 triliun, tumbuh 20,97 persen (YoY), lebih tinggi dibandingkan outstanding Desember 2024 yaitu Rp 1,142 triliun dengan pertumbuhan 35,08 persen (YoY).
”TWP 90 pada Februari 2025 tercatat 1,99 persen atau mengalami sedikit penurunan dibandingkan posisi Desember 2024 yaitu 2,06 persen,” imbuh Eko.