,

Pentahelix Penentu Keberhasilan Aktivitas Pariwisata

oleh -148 Dilihat
Bobby Ardiyanto SA (Ketua GIPI DIY)

JOGJA, bisnisjogja.id – Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan salah daerah tujuan wisata utama di Indonesia. Perekonomian DIY juga digerakkan oleh aktivitas pariwisata dan turunannya. Efek pengganda (multiplier effect) dari kegiatan pariwsata diakui signifikan, khususnya di sektor hotel dan restoran, transportasi, komunikasi, industri pengolahan (termasuk industri kreatif dan UMKM), industri jasa dan sebagainya.

Banyak pihak mengakui dampak aktivitas pariwisata di DIY belum optimal. Hal tersebut dapat dilihat dari lama tinggal wisatawan hanya 1,7 hari/malam per Juni 2024. Angka tersebut jauh di bawah rata-rata Indonesia yang mencapai 7,37 malam per Maret 2024. Dari sisi pengeluaran, wisatawan di DIY mengeluarkan rata-rata Rp 2,2 juta per kunjungan per wisatawan (data per Huni 2024). Sebagai pembanding, secara rerata pada Triwulan I-2024 total pengeluaran wisman per kunjungan ke Indonesia ialah sebesar USD1.429.

Segara Giri (Salah satu tujuan wisata di DIY)

Berdasarkan kondisi tersebut, GIPI (Gabungan Industri Pariwisata Indonesia) DIY berusaha berkontribusi untuk mengoptimalkan dampak aktivitas pariwisata di DIY. “Sebagai salah satu pemangku kepentingan, kami juga memberikan sumbangan pemikiran untuk kemajuan pariwisata di DIY”, jelas Bobby Ardiyanto SA (Ketua GIPI DIY). Menurut Booby, kontribusi diwujudkan dalam Visi dan Misi GIPI DIY 2024-2029.

Untuk diketahui, Visi GIPI DIY adalah “Mengoptimalkan Perannya Guna Menjadikan Sektor Pariwisata DIY Menjadi Sektor Unggulan yang Sehat serta Mampu Menjadi Engine”. Selanjutnya Misi yang diemban adalah Panca Dharma Istimewa 2024-2029.

Misi tersebut terdiri dari: (1) Melakukan konsolidasi maksimal seluruh stakeholder pariwisata DIY agar tercipta ekosistem pariwisata DIY yang kuat dan harmonis. (2) Mendorong regulasi yang kondusif di sektor pariwisata dalam upaya membangun ekosistem pariwisata DIY menuju Jogja Responsible Tourism Destination. (3) Mampu mendorong investasi yang sehat dan bertanggung jawab di sektor pariwisata DIY. (4) Meningkatkan kualitas produk dan layanan serta SDM pariwisata yang unggul serta perluasan lapangan kerja di bidang pariwisata DIY. (5) Mendorong promosi bersama terstruktur dan terintegrasi serta melakukan perluasan jaringan & pasar internasional dan menguatkan serta meningkatkan kualitas pasar domestik didalam koridor Jogja Tourism Integrated.

“Salah satu faktor penentu utama keberhasilan pariwisata di DIY adalah terjalinya kolaborasi dan sinergitas pemangku kepentingan yang mencakup pentahelix”, tegas Bobby yang juga pengusaha di bidang pariwisata. Menurut Bobby, pentahelix tersebut terdiri darai: (1) pemerintah (pengambil kebijakan dan regulasi). (2) Akademisi (aktivitas riset dan abdimas). (3) Pelaku usaha (mitra pemerintah). (5) Komunitas pariwisata (mewujudkan Sapta Pesona). (6) Media (memberikan informasi dan opini publik). Jika seluruh unsur pentahelix masing-masing dapat diintegrasikan dan disinergikan maka aktivitas pariwisata hasilnya akan lebih optimal.

“Setidaknya terdapa 10 tantangan yang harus dihadapi untuk membangun pariwisata di DIY”, ungkap Bobby yang juga Pengurus ISEI Cabang Yogyakarta. Selanjutnya Bobby berharap ke-10 tantangan tersebut, harus dihadapi dan diselesaikan oleh seluruh unsur pentahelix. Dalam hal ini Pemerintah Daerah DIY sebagai leader sekaligus motor penggerak pentahelix.

“Kami berharap ada terobosan untuk meningkatkan aktivitas pariwisata di DIY”, harap Bobby penghobby touring motor dan bersepeda. Menurut Bobby, terobosan termaksud adalah: (1) Menggarap pasar potensial wisatawan Jepang dan Thailand. (2) Memperhitungkan kapasitas pendukung pariwisata di periode bulan peak season (Desember-Januari). (3) Diperlukan penguatan branding dan identitas pariwisata di masing-masing Kota/Kabupaten di DIY. (4)  Diperlukan Sekretariat Bersama (Sekber) Pariwisata yang melibatkan seluruh unsur pentahelix.

“Terkait Sekber Pariwisata dalam proses pembentukan dan konsepnya sudah dikomunikasikan dengan Sekda DIY”, ujar Bobby. Dengan terbentuknya Sekber Pariwisata nantinya kebijakan dan program yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah dapat berjalan dengan lebih baik karena dukungan sepenuhnya unsur pemangku kepentingan. “Kami yakin dengan adanya Sekber Pariwisata maka dampak aktivitas pariwisata di DIY ke depan akan menjadi lebih optimal, baik dari sisi pengeluaran dan lama tinggal wisatawan”, jelas Bobby Ardiyanto SA dalam wawancara dengan bisnisjogja.id (Sabtu, 17/08/24).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.