- Industri sering menggunakan strategi pemasaran yang menonjolkan kandungan vitamin atau kalsium, namun menutupi tingginya kadar gula.
- Penerapan cukai MBDK bukan sekadar kebijakan fiskal, melainkan instrumen kesehatan masyarakat untuk menekan prevalensi obesitas dan diabetes yang terus meningkat.
JOGJA, bisnisjogja.id – Sejumlah negara memberlakukan secara ketat minuman berpemanis dalam kemasan. Ini untuk melindungi masyarakat agar tidak terpapar penyakit tidak menular seperti dibates dan hipertensi akibat kandungan pemanis yang sangat tinggi.
Industri sering menggunakan strategi pemasaran yang menonjolkan kandungan vitamin atau kalsium, namun menutupi tingginya kadar gula.
Karena itu, pemerintah diminta untuk segera memberlakukan cukai Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK) untuk menekan beban kesehatan sekaligus memperkuat jaminan sosial.
Hal itu mengemuka dalam dalam seminar ”Si Manis Bikin Krisis: Menelisik Dampak Cukai MBDK dari Sisi Ekonomi, Kesehatan, & Hukum” di Function Hall Lantai 8, Learning Center FEB UGM.
”Penting meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai dampak cukai MBDK dari sisi ekonomi, kesehatan, dan hukum,” tandas Kepala Departemen Perilaku Kesehatan, Lingkungan dan Kedokteran Sosial, FK-KMK UGM, Prof Yayi Suryo Prabandari.
Ia menekankan berbagai diskusi dapat menumbuhkan kesadaran baru untuk lebih kritis, peduli, dan berani mengambil sikap demi masa depan yang lebih sehat.
”Kita perlu mendorong kesadaran hidup sehat di kalangan mahasiswa dan masyarakat, terutama terkait konsumsi gula yang tinggi karena berisiko terkena penyakit tidak menular seperti diabetes dan hipertensi semakin meningkat,” papar Yayi.
Agenda Penting
Community Engagement Lead CISD, Nadia Putri Febriansyah menjelaskan isu cukai MBDK menjadi salah satu agenda penting karena menyangkut hajat hidup masyarakat luas dan membutuhkan kolaborasi lintas disiplin.
”Penerapan cukai MBDK bukan sekadar kebijakan fiskal, melainkan instrumen kesehatan masyarakat untuk menekan prevalensi obesitas dan diabetes yang terus meningkat,” tegasnya.
Maria Fatima A. Villena dari Action for Economic Reform (AER) Filipina membagikan pengalaman negaranya dalam menerapkan cukai gula.
Kebijakan tersebut, meski menghadapi tantangan, terbukti menurunkan konsumsi minuman berpemanis, meningkatkan pendapatan negara, dan memperkuat pembiayaan kesehatan.
”Cukai MBDK terbukti membawa dampak ganda, menekan beban kesehatan sekaligus memperkuat jaminan sosial,” tandas Maria.