JOGJA, bisnisjogja.id – Mahasiswa baru hendaknya memahami budaya dan norma akademik yang akan menjadi landasan keberhasilan mereka selama menjalani studi di perguruan tinggi. Kampus bukan sekadar tempat mencari ilmu, tetapi juga tempat membangun peradaban.
Rektor Universitas Widya Mataram (UWM) Prof Edy Suandi Hamid menegaskan itu ketika menjadi keynote speaker dalam acara studium generale bertema ”Budaya sebagai Pilar Ketahanan Nasional dalam Mewujudkan Generasi Bermoral, Beretika, Bermartabat”.
Kegiatan yang sudah berlangsung 11 September 2024 lalu mengambil tempat di Pendopo nDalem Mangkubumen, Kampus 1 UWM. Acara ini merupakan rangkaian Orientasi Studi Mahasiswa Baru (OSMABA) Tahun Akademik 2024/2025.
Studium generale juga menghadirkan narasumber Mantan Deputi Bidang Kajian Strategis Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Prof Djagal Wiseso Marseno.
Masa Depan
Edy menegaskan gelar sarjana akan menentukan masa depan para mahasiswa, namun mengorbankan masa muda demi kebahagiaan masa depan. Ia juga menekankan pengenalan kampus langkah awal mahasiswa untuk mengenal lingkungan baru.
”Budaya akademik yang terbuka, jujur, dan disiplin akan membentuk moral serta etika mahasiswa, dan itu adalah kunci kesuksesan,” ujar Mantan Ketua Forum Rektor Indonesia tersebut.
Ia juga menjelaskan revolusi industri telah membawa dampak besar pada perkembangan ilmu pengetahuan, terutama dengan kemajuan teknologi informasi dan kecerdasan buatan (AI).
”Kita hidup pada era perubahan yang terjadi begitu cepat. Kemampuan untuk memahami dan memanfaatkan teknologi informasi serta AI menjadi sangat krusial,” tandas Edy.
Penguatan Karakter
Narasumber lain, Prof Djagal menekankan pentingnya penguatan karakter bangsa melalui nilai-nilai Pancasila. Ia juga menegaskan bahwa Pancasila berperan sebagai landasan ideologi yang mempersatukan bangsa Indonesia yang sangat beragam.

”Pilai-nilai Pancasila perlu terus diterapkan untuk memperkokoh persatuan bangsa di tengah keberagaman. Indonesia menghadapi potensi ancaman disintegrasi jika kita tidak memperkuat nilai-nilai persatuan dan toleransi,” tegasnya.
Ia juga menyinggung visi Indonesia Emas 2045 yang menargetkan Indonesia menjadi negara maju. Perlu penguatan karakter, kompetensi, dan komitmen kebangsaan untuk mencapainya.





