- Industri tekstil dan garmen harus mampu menjadi pelopor teknologi modern untuk meningkatkan kapasitasnya, kualitasnya, mampu melindungi dunia usaha dan tenaga kerjanya.
- Sangat penting menyatukan nilai budaya dan kearifan lokal dalam pengembangan industri tekstil modern.
JOGJA, bisnisjogja.id – Industri tekstil dan fesyen saat ini harus mampu membantu menciptakan green planet demi lingkungan hidup yang semakin baik. Green industry sektor tekstil dan fesyen menunjukkan kualitas kehidupan negara.
Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan itu pada International Textile Manufacturers Federation Annual Conference & International Apparel Federation World Fashion Convention 2025 di Yogyakarta pada 24 – 25 Oktober 2025.
Acara internasional ini dihadiri 400 delegasi dari berbagai negara, terdiri atas asosiasi tekstil dan fesyen internasional, produsen, pelaku usaha, akademisi, dan pemangku kebijakan global.
”Industri tekstil dan garmen harus mampu menjadi pelopor teknologi modern untuk meningkatkan kapasitasnya, kualitasnya, mampu melindungi dunia usaha dan tenaga kerjanya,” tandas Agus.
Ia juga menyampaikan amanat Presiden Prabowo bahwa industri tekstil dan produknya merupakan industri padat karya yang menjadi bagian dari kepentingan strategik nasional demi pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.
Pertumbuhan Industri
Ia memaparkan pertumbuhan industri TPT Indonesia semakin positif, pada akhir 2024 sampai kuartal kedua 2025 mencapai 5,39 persen (Q4 2024 – Q2 2025), kontribusi pada GDP sebesar 0,98 persen, melibatkan 3,76 juta pekerja yang artinya sebesar 19,18 persen dari total pekerja manufaktur. Kapasitas ekspornya meningkat menjadi USD 8,07 juta pada bulan Januari-Agustus 2025.
Asosiasi Pertekstilan Indonesia, penyelenggara internasional konferensi menyatakan komitmen sinergis dengan pemerintah dengan berbagai regulasi anyar yang ditujukan untuk menjaga keberlangsungan industri tekstil dan garmen di Indonesia.
Ketua Umum API, Jemmy Kartiwa, menyampaikan konferensi merupakan momentum penting para pemangku kepentingan industri tekstil dan fesyen seluruh dunia, saling kolaborasi, unjuk inovasi dan teknologi di tengah ketidakpastian global dan sinergitas kebijakan pemerintah.
”Melalui forum internasional ini, kita bisa berbagi pengetahuan dan inovasi, membangun kemitraan lintas negara, serta mengembangkan keterampilan baru yang dibutuhkan untuk menghadapi perubahan. Menavigasi ketidakpastian dan mengadopsi jalur teknologi bukan hanya keharusan, tetapi juga peluang besar untuk
membangun masa depan industri tekstil dan garmen yang lebih kuat, lebih tangguh, dan lebih berkelanjutan,” paparnya.
Wakil Ketua Umum API sekaligus anggota Dewan ITMF, Michelle Tjokrosaputro menekankan pentingnya menyatukan nilai budaya dan kearifan lokal dalam pengembangan industri tekstil modern.
”Perhelatan ini adalah wadah kolaborasi global yang mempertemukan nilai budaya, inovasi, dan keberlanjutan. Indonesia bagian penting dari siklus mata rantai tekstil dan produk tekstil dunia yang turut membentuk masa depan industri tekstil dunia,” tandasnya.





