JOGJA, bisnisjogja.id – Bank BPD DIY bekerja sama dengan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Yogyakarta menyelenggarakan seminar ”Outlook Perbankan DIY dan Nasional 2026” di Kantor Pusat Bank BPD DIY. Dalam kegiatan tersebut disajikan materi outlook perbankan konvensional dan selanjutnya outlook perbankan syariah.
Tampak hadir, Dirut Bank BPD DIY, Santoso Rochmad beserta direksi dan staf. Hadir juga Ketua ISEI Cabang Yogyakarta Didi Achjari berserta beberapa wakil pengurus dan anggota. Jumlah peserta seminar mencapai 100 orang.
Narasumber yang hadir pada hari pertama Ketua Bidang VII Pengurus Pusat ISEI/Anggota Badan Supervisi OJK, M Edhie Purnawan dan Principal Expert – Solution Cybersecurity Telkom Indonesia, Inu Wikantiyoso. Selaku moderator Humas ISEI Cabang Yogyakarya, Ronny Sugiantoro.
”Tahun 2026 membentang di hadapan kita, membawa optimisme sekaligus tantangan nyata,” ungkap Santosa Rochmad.
Menurutnya, secara makro proyeksi ekonomi Indonesia menunjukkan momentum pertumbuhan yang solid, didukung oleh daya tahan domestik namun kita tidak boleh lengah.
”Ketidakpastian global, mulai dari fragmentasi geopolitik, volatilitas harga komoditas, hingga pengetatan kebijakan moneter dan fiskal, akan terus menjadi menu harian yang harus kita kelola,” papar Santoso yang juga gemar bersepeda.
Ia menjelaskan, hasil Survei Orientasi Bisnis Perbankan OJK (SBPO) pada triwulan III 2025 menunjukkan bank umum memiliki persepsi yang optimistis. Hal itu didorong oleh ekspektasi bahwa kondisi makroekonomi domestik akan membaik sehingga akan berdampak positif terhadap kinerja perbankan, serta keyakinan bahwa bank cukup mampu mengelola risiko.
”OJK juga memproyeksikan kinerja perbankan 2025 tetap stabil dengan pertumbuhan kredit yang sedikit termoderasi dari target,” jelas Santosa.
Ia mengatakan hal itu sejalan dengan langkah bank untuk tetap berhati-hati dalam menyalurkan kredit, khususnya pada segmen berisiko tinggi, namun tetap ekspansif pada sektor-sektor yang berkontribusi besar terhadap perekonomian dan memiliki prospek baik.
Tetap Tumbuh
Narasumber lain, M Edhie Purnawan menyampaikan implikasi proyeksi dan implikasi perbankan di DIY pada tahun 2026.
”Dengan pertumbuhan ekonomi DIY 2025 yang kuat dan kelanjutan proyek infrastruktur serta pariwisata, pertumbuhan kredit DIY 2026 berpeluang lanjut di kisaran menengah hingga tinggi satu digit sejalan pola nasional yang solid dan hasil survei BI bahwa penyaluran kredit baru tetap tumbuh,” ungkap Edhie yang juga Dosen FEB UGM.

Ia menjelaskan kualitas kredit diperkirakan terjaga jika pengetatan standar kredit (ILS positif) dilanjutkan. Sementara itu, DPK 2026 cenderung membaik seiring pemulihan konsumsi dan aktivitas wisata, perluasan akseptasi QRIS dan digital banking.
”UMKM tetap motor utama di DIY yang membuat peluang meningkat pada konstruksi terkait PSN, akomodasi–mamin, perdagangan ritel, dan ekonomi kreatif, tetapi perlu pengelolaan NPL UMKM (awal 2025 di 6,34 persen)”, jelas Edhie.
Ia juga menyampaikan risiko kunci 2026 yang perlu dimitigasi. Kualitas aset (khusus UMKM/konsumer) jika permintaan naik lebih cepat dari kualitas seleks, OJK menghimbau perlunya jaga NPL/NPF.
Menurutnya, likuiditas dan biaya dana bila pertumbuhan DPK tertinggal dari kredit, tetap monitor LDR dan strategi funding. Gejolak global yang berdampak pada sektor padat wisata dan konstruksi perlu dikaji berkala oleh BI DIY dalam LPP.
Didi Achjari mengapresiasi Bank BPD DIY yang telah mengajak kolaborasi ISEI Cabang Yogyakarta untuk menyelenggarakan seminar outlook perbankan.
Bank BPD DIY telah berulang kali memberikan dukungan kegiatan kepada ISEI Cabang Yogyakarta melalui kegiatan diskusi/seminar, bersepeda dan kegiatan lainnya.
Mitra ISEI Cabang Yogyakarta yang juga memberikan dukungan yakni Bank Indonesia DIY, OJK DIY, Kadin DIY, PT SWID Tbk, dan perusahaan/perbankan lainnya.





