- Permasalahan emisi gas rumah kaca sebenarnya bisa ditekan dari lingkup kecil, salah satunya dengan pengelolaan limbah organik rumah tangga. Dusun Playen I memiliki potensi besar untuk menjadi contoh dusun mandiri dan lestari berbasis Zero-Waste dan Zero-GRK.
JOGJA,bisnisjogja.id – Limbah organik dapat menimbulkan bau tidak sedap, mencemari lingkungan, dan berkontribusi terhadap peningkatan emisi metana sebagai salah satu penyebab perubahan iklim.
Hal itu terjadi karena belum banyak yang mau mengelola limbah, sebagian besar hanya membuang. Seperti yang terjadi di Dusun Playen, Gunungkidul.
Ratusan kepala keluarga yang sebagian besar menggantungkan hidup pada sektor pertanian juga menghadapi berbagai tantangan terkait pengelolaan limbah organik rumah tangga.
Berangkat dari kondisi tersebut, lima mahasiswa UGM yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) berinisiatif menghadirkan program Komposter Otomatis Zero Gas Rumah Kaca atau KOSMOT-ZeroGRK sebagai solusi.
Tim PKM terdiri atas Miftakhul Ulum (Fakultas Pertanian), Muhammad Irfan Anwari, Krisna Budhiantoro M.K (Sekolah Vokasi), Desta Satria Candrawinata, dan Aila Anisa Zahra (Fakultas Biologi). Mereka mendapat pendampingan dari Andi Syahid Muttaqin PhD, dosen Fakultas Pertanian UGM.
Partisipasi Aktif
Mereka menginisiasi pengolahan limbah organik rumah tangga dengan teknologi sederhana dan ramah lingkungan, serta melibatkan partisipasi aktif masyarakat khususnya PKK Rumah Kreatif Dusun Playen I.
”Permasalahan emisi gas rumah kaca sebenarnya bisa ditekan dari lingkup kecil, salah satunya dengan pengelolaan limbah organik rumah tangga. Dusun Playen I memiliki potensi besar untuk menjadi contoh dusun mandiri dan lestari berbasis Zero-Waste dan Zero-GRK,” papar Ketua Tim, Miftakhul Ulum.
Dalam pelaksanaannya, mereka memanfaatkan sistem pengolahan limbah organik berkelanjutan melalui pengembangan Komposter Otomatis ZeroGRK dan Biopori Kompos serta ember tumpuk.
Selama pelaksanaan, anggota PKK Rumah Kreatif berperan aktif mengelola limbah organik menjadi pupuk kompos. Pupuk dapat diimplementasikan pada lahan kosong untuk budidaya tanaman pangan dan sayuran.
Selain itu, tim juga memberikan edukasi mengenai mitigasi perubahan iklim dan pemanfaatan hasil olahan kompos untuk mendukung ekonomi produktif masyarakat.