NTT, bisnisjogja.id – Situasi global, khususnya arah penurunan FFR (Fed Fund Rate) yang akan turun sebanyak tiga kali tahun ini dan 2025 sebanyak empat kali, menjadi salah satu pertimbangan penurunan BI Rate atau suku bunga acuan.
”Pertimbangan berikutnya, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dalam tren menguat,” ungkap Ekonom Ahli Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Tisna Irawan, Rabu (26/9/2024).
Ia memaparkan kondisi tersebut pada acara FGD BI Sapa Akademisi dengan topik bahasan ”Kebijakan Terkini Rapat Dewan Gubernur (RDG), Makroprudensial & Sistem Pembayaran”. Kegiatan berlangsung di Labuan Bajo, NTT.
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 September 2024 telah menetapkan BI-Rate sebesar 6,00 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen.
Pertumbuhan Ekonomi
”Pertimbangan selanjutnya inflasi. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat rendah di seluruh komponen sehingga mencapai 2,12 persen (yoy) pada Agustus 2024,” papar Tisna.
Inflasi inti tercatat sebesar 2,02 persen (yoy), sementara inflasi volatile food (VF) terus menurun menjadi 3,04 persen (yoy), dari level bulan sebelumnya 3,63 persen (yoy). Ke depan, BI meyakini inflasi IHK tetap terkendali dalam sasarannya.
Ia menambahkan pertimbangan keempat, dorongan terhadap pertumbuhan ekonomi melalui instrumen moneter. Bank Indonesia sudah mendorong melalui kebijakan makroprudential dan kebijakan sistem pembayaran.
Selanjutnya kelima, berkaitan dengan pembiayaan perbankan dan pembiayaan fiskal. Penurunan suku bunga yield SBN (Surat Berharga Negara) akan mendukung pembiayaan investasi.
Pakar Ekonomi
Hadir dalam FGD, Ekonom Ahli Departemen Kebijakan Makroprudensial BI Meistika Widantri dan Deputi Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Novi Maryaningsih sedangkan moderator Asisten Direktur Dekom BI Henry Nosih Saturwa.
Perwakilan Akademisi yang hadir antara lain Prof Marzuki dari Unhas, Prof Haryo Kuncoro dari UNJ, Prof Nugroho SBM dari Undip), Dosen UIII Fajar B Hirawan (Dosen UIII).
Ada pula Prof Mansur Afifi dari Unram, Peneliti INDEF M Rizal Taufikurahman, Dosen UBT Margiyono, Dosen Unila Bustanul Arifin (Unila) dan Dosen UAJY Y Sri Susilo.

 
													



