JOGJA, bisnisjogja.id – Bank Dunia dan Fakultas Peternakan UGM menggelar pertemuan di kampus. Kedua saling berbagi informasi terkait dunia peternakan dan juga yang lain.
Tampak hadir dalam pertemuan, Dekan Fakultas Peternakan (Fapet) UGM, Prof Budi Guntoro, perwakilan Bank Dunia, Alban Bellinguez, dan Heru Prama Yuda. Ada pula staf dari Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan.
Alban dari Bank Dunia banyak mendengarkan paparan Dekan seperti riset riset unggulan termasuk hilirisasi riset, keterlibatan mitra, maupun keterlibatan bersama pemerintah dalam beberapa program seperti makan bergizi gratis dan penanganan PMK.
”Kami aktif mengikuti penanganan PMK mengingat memiliki SDM yang banyak di lapangan,” ujar Budi.
Kolaborasi Riset
Ia juga menjelaskan mengenai kolaborasi riset yang melibatkan pemerintah maupun swasta. Mengenai hilirisasi riset, ia mengatakan bisa dilakukan dengan berbagai saluran seperti jurnal ilmiah, penyuluhan langsung di masyarakat hingga program pengabdian kepada masyarakat.
Perwakilan Bank Dunia juga cukup tertarik tentang komitmen Fapet UGM dalam pemanfaatan karbon. Riset pakan untuk mengurangi emisi gas metana telah lama dilakukan oleh tim dosen Fapet.
Terbaru, saat ini tim Fapet UGM berkeja sama dengan BRIN mendapatkan hibah Riset Inovasi Indonesia Maju (RIIM) untuk mengembangkan bungkil biji nyamplung (Calophyllum inphyllum) sebagai pakan ternak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bungkil biji nyamplung memiliki kandungan senyawa metabolit sekunder yang cukup tinggi dan mampu menurunkan emisi gas metana secara in vitro apabila digunakan sebagai pakan ternak.





