JOGJA, bisnisjogja.id – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur (KPwBI Jatim) menyelenggarakan Java Regional Economic Forum (JREF) 2025 di Hotel Vasa Surabaya, Selasa (4/11/25). Hadir dalam forum Pimpinan KPwBI Jawa Tengah, KPwbI DIY, KPwBI Jawa Barat, KPwBI Jakarta dan KPwBI Banten.
Di samping itu, juga hadir perwakilan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim, Pemprov Jateng, Pemda DIY, Pemprov Jabar, Pemprov DKI Jakarta dan Pemprov Banten.
Dari perwakilan akademisi, hadir dari perwakilan Perguruan Tinggi dan Pengurus ISEI Cabang Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Bandung, Jakarta dan Banten. Wakil dari ISEI Cabang Yogyakarta yang hadur adalah Y Sri Susilo (Sekretaris) dan Bakti Wibawa (Waket Bidang Sosial dan Kemasyarakatan).
”Java Regional Economic Forum 2025 merupakan bentuk sinergi berbagai pihak yang mempunyai visi, misi dan komitmen bersama untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan di wilayah Jawa,” Kepala KPwBI Jatim, Ibrahim.
Menurutnya, JREF 2025 diselenggarakan oleh Bank Indonesia (BI) dengan melibatkan pemangku kepentingan yaitu Kemenko Perekonomian RI, Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Kementerian PU, Kementerian Perindustrian, OJK, Pemda/Pemprov se-Jawa, Asosiasi Pengusaha dan Akademisi (PT dan ISEI).
”Kinerja investasi di Jawa pada Triwulan III 2025 diperkirakan tetap tumbuh kuat,” ungkap Ibrahim.
Hal tersebut didorong oleh, investasi penanaman modal yang tumbuh positif, kenaikan IHSG pada Triwulan III 2025, peningkatan kinerja investasi dunia usaha dan peningkatan kredit investasi.
Maju dan Sejahtera
Secara keseluruhan, Jawa tergolong wilayah maju dan sejahtera dengan Indeks Daya Saing Investasi serta Kualitas Sumber Daya Manusia yang tinggi.
”Sebagai kontributor utama perekonomian nasional, akselerasi investasi dan pertumbuhan ekonomi di Jawa akan berdampak signifikan terhadap peningkatan investasi dan ekonomi nasional,” jelas Ibrahim yang pernah menjabat Kepala KPwBI DIY.
Ia mengatakan, peran BI dalam mendukung akselerasi pertumbuhan ekonomi daerah salah satunya melalui promosi investasi. Menurut Ibrahim, berbagai kegiatan untuk mendorong investasi telah telah dilaksanakan KPwBI se-Jawa dengan bersinergi dengan Pemda dan mitra strategis BI.
Dalam hal promosi investasi terus didorong sebagai wujud peran BI dalam menginisiasi dan mengedepankan kebijakan komunikasi ”open mouth” bersinergi bersama seluruh stakeholders untuk mengakselerasi capaian investasi di daerah.
Selanjutnya Ibrahim menjelaskan berbagai bentuk kegiatan untuk mendorong investasi termaksud Forum Investasi Bank Indonesia se-Jawa. Kegiatan lain adalah Banking Courtesy, Rapat Koordinasi Wilayah Jawa, Sinergi Rencana Kerja Promosi Investasi, Peningkatan Kapasitas, dan Kurasi IPRO serta JREF.
Peningkatan Investasi
Dari hasil kajian yang dikoordinasi oleh BI, berhasil diidentifikasi sejumlah potensial proyek yang dapat berpotensi dapat mendorong peningkatan investasi di wilayah Jawa.
”Sampai saat ini jumlah investasi dari nproyek strategis mencapai Rp 146,78 triliun,” ujar Ibrahim. Potensi proyek strategis tersebut menjadi sumber potensi investasi berkelanjutan.
Sementara itu Deputi Kepala KPwBI DIY, Hermanto menyatakan DIY sebagai daerah yang memiliki keunggulan kompetitif (competitive advantages), khususnya dalam hal kualitas sumber daya manusia (SDM) dan destinasi wisata unggulan, tentu memiliki peran strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Jawa.
”Meskipun DIY tidak memiliki Kawasan Industri (KI) yang besar seperti provinsi lain di Jawa, namun berdasarkan keunggulan dan kekhasan yang dimiliki,” jelas Hermanto usai acara JREF 2025 berakhir.
Ia merekomendasikan DIY hendaknya fokus pada investasi di dunia pendidikan agar mampu menghasilkan SDM berkualitas yang dapat diserap dunia industri manufaktur dan jasa.
”Penguatan program studi sarjana maupun sekolah vokasi di bidang ilmu yang sesuai dengan kebutuhan industri manufaktur dan jasa menjadi sangat penting,” tandasnya.





