Pembangunan Ekonomi Agresif, Abaikan Dimensi Sosial Budaya

oleh -90 Dilihat
PEMBANGUNAN DESA: Para narasumber menyampaikan gagasan mengenai pembangunan desa di DIY.(Foto: Y Sri Susilo)

JOGJA, bisnisjogja.id – ”Pembangunan ekonomi yang agresif cenderung abai pada dimensi sosial budaya. Nilai-nilai sosial masyarakat perdesaan mengalami pergeseran,” tandas dosen FEB UMY, Ahmad Ma’ruf.

Corak ikatan sosial paguyuban, lanjutnya, mulai luntur tetapi pada sisi lain karakteristik patembayan menguat.

Ia menyebutkan secara umum, kondisi sosial budaya perdesaan mengalami perubahan drastis seiring perkembangan lingkungan bisnis, kemajuan teknologi informasi, dan tingkat literasi.

Menurut Ma’ruf, desa yang terkelola dengan model pembangunan berkelanjutan cenderung memiliki benteng sosial budaya yang baik.

”Contoh desa yang maju sektor pariwisata berbasis wisata alam dan budaya seperti yang berkembang di Bali dan DIY. Kondisi sosial budayanya lebih terpelihara,” papar Ma’ruf yang juga aktif di MPM PP Muhammadiyah.

Ia memaparkan pendapatnya itu pada ”Ngobrol Ramadhan dan Bukber” di Bank BPD DIY. Sejumlah narasumber juga menyampaikan gagasannya.

Basis Data

Guru Besar FE Universitas Mercu Buana, Dorothea Wahyu Ariani menambahkan perlu pengembangan sumberdaya manusia desa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

”Karena itu, perlu mendata sumberdaya masyarakat dan potensi desa. Mereka bisa memperoleh pelatihan dan pengembangan keterampilan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat dan KKN,” ungkapnya.

Guru Besar FEB UGM, Lincolin Arsyad menegaskan pembangunan desa harus berbasis data. Ia melihat pentingnya melibatkan BPS yang selalu menyajika data secara berkala.

”Tugas pokok membangun desa adalah mengurangi kemiskinan,” tandasnya.

Pelaku usaha, Budiharto Setyawan menyatakan DIY sebagai wilayah yang mengandalkan pariwisata harus bisa mewujudkan kemandirian pangan melalui pendayagunaan sumber daya, kelembagaan, dan budaya.

Ia memberi contoh, Lumbung Mataraman di Gulurejo Kulonprogo berbasis masyarakat dengan menanam kelengkeng dan anggur.

Kabupaten Sleman juga menjadi lumbung pertanian sehat untuk produk strategis padi, telur dan cabai. Petani memenuhi pasokan produk pertanian dan peternakan sesuai kualitas yang dibutuhkan sektor wisata.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.