JAKARTA, bisnisjogja.id – Pelaku industri perbankan menggelar Digital Bank Summit 2024 di Thamrin Nine Ballroom, Jakarta. Mereka membicarakan berbagai isu perbankan digital yang terus berkembang.
Kegiatan yang digelar Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) mengambil tema ”Bergerak Bersama dalam Ekosistem Keuangan Digital”. Pelaku industri perbankan menggandeng pemerintah, perusahaan penyelenggara fintech dan ekosistem perbankan digital.
”Perkuat keamanan siber dalam proses inovasi keuangan digital. Karena itu, semua pihak harus bekerja sama memperkuat ekosisten perbankan digital,” tandas Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung, ketika menjadi pembicara kunci pada acara pembukaan, Selasa (23/7/2024).
Ia mengungkapkan perlu kebijakan yang proaktif dan ramah terhadap inovasi. Tidak kalah penting, menjaga stabilitas sistem keuangan dan sistem pembayaran melalui penguatan infrastruktur digital, penguatan regulasi dan pengawasan yang adaptif terhadap perubahan teknologi dan kebutuhan pasar.
”Jangan lupa, penguatan keamanan siber dan perlindungan konsumen, edukasi dan literasi keuangan digital pada masyarakat guna meningkatkan pemahaman masyarakat dalam menggunakan layanan secara bijak dan aman,” tandas Juda.
Ia memaparkan perkembangan industri keuangan digital terpantau pada transaksi digital banking yang berdasar data Bank Indonesia tumbuh sebesar 34,49 persen (yoy), mencapai 5.363 juta transaksi.
Transaksi Uang Elektronik (UE) tumbuh 39,24 persen (yoy), mencapai 3.958,53 juta transaksi, transaksi QRIS tumbuh 226,54 persen (yoy), dengan jumlah pengguna mencapai 50,50 juta dan jumlah merchant 32,71 juta, UMKM mendominasi transaksi tersebut.
Inovasi dan Transformasi
Wakil Ketua Umum II Aftech, Aldi Haryopratomo pada kesempatan itu menjelaskan Digital Bank Summit 2024 merupakan pertama kalinya menyoroti inovasi dan transformasi digital di sektor perbankan.
Ada empat panel diskusi yang membahas isu terkini sistem pembayaran dan perbankan digital,
inovasi fintech, serta potensi sinergi yang dapat membantu pembentukan kebijakan, pengembangan produk, dan strategi inklusi keuangan yang lebih efektif.
”Kami berharap output nantinya menjadi rekomendasi kebijakan, kerangka kerja untuk inovasi yang
bertanggung jawab, dan strategi untuk meningkatkan akses digital yang aman,” tegas Aldi.
Ia menilai perbankan digital tidak hanya menjadi tren, tetapi telah menjadi bagian integral dari sistem keuangan masyarakat. Pihaknya berkomitmen memperkuat advokasi kebijakan, meningkatkan kolaborasi antara industri fintech dan perbankan, serta mengedepankan keamanan data.
Menurutnya, selain memberikan alternatif bagi peningkatan inklusi, sinergi layanan fintech dan bank digital juga mendorong inovasi produk jasa keuangan yang dapat meningkatkan pendalaman pasar keuangan nasional.
Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK, Mirza Adityaswara menambahkan kolaborasi lintas sektor menjadi kunci keberhasilan dalam mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang transformasi perbankan digital.
Pihaknya juga menegaskan akan terus berkomitmen untuk memperkuat kerangka regulasi yang adaptif guna mendukung inovasi dan pertumbuhan sektor perbankan digital.