SENTIMEN pasar (market sentiment) adalah persepsi umum investor atau pelaku pasar terhadap kondisi pasar keuangan. Selanjutnya sentimen pasar mencerminkan persepsi dan keyakinan kolektif investor terhadap kondisi pasar dan berbagai peristiwa ekonomi, politik, atau sosial yang mempengaruhi pasar keuangan.
Sentimen pasar dapat bersifat bullish (optimis/positif) atau bearish (pesimis/negatif) tergantung pada persepsi mayoritas investor atau pelaku pasar. Kondisi pasar keuangan, misalnya harga saham, tidak hanya dipengaruhi oleh faktor sentimen pasar.
Terdapat beberapa faktor lain di antaranya, variabel ekonomi makro misalnya inflasi, tingkat/suku bunga dan kurs/nilai tukar. Berikutnya kinerja dari perusahaan yang tercatat di bursa dan pergerakan volume perdagangan di bursa.
Beberapa waktu lalu, indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia sempat anjlog hingga 395,87 poin atau 6,12 persen ke 6.706,08 persen pada sesi perdagangan pertama (Selasa,18/03/25).
Kondisi tersebut menyebabkan perdagangan dihentikan sementara (trading halt). Menjelang pengumuman jajaran nama pengurus lengkap Danantara, IHSG juga sempat turun 200-300 poin (Senin, 24/03/25). Setelah pengumuman, IHSG kembali rebound dan trendnya positif.
Ekonomi Domestik
Sentimen pasar bukan menjadi satu-satunya penyebab anjlognya IHSG. Beberapa sumber menyebutkan penyebab investor bereaksi negatif adalah, pertama pelemahan ekonomi domestik misalnya pertumbuhan ekonomi menurun, deflasi, kurs rupiah melemah, maraknya PHK dan melemahnya daya beli).
Kedua, ketidakpastian regulasi seperti kasus pagar laut, korupsi Pertamina, dan RUU TNI (waktu itu). Ketiga, pembentukan dan prospek BPI Danantara.
Sentimen pasar negatif yang lain yakni, defisit anggaran (APBN) mencapai Rp 31,2 triliun per Februari 2025. Menurunnya penerimaan pajak 20,85 persen dibandingkan tahun lalu dan isu mundurnya Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati.
Menyimak penyebab munculnya sentimen negatif tersebut bersumber dari pemerintah maka perlu kebijakan, aksi dan respon yang memadai untuk mencegah atau menghambatnya.
Pemerintah harus mampu memberikan informasi yang valid, lengkap dan rasional kepada investor atau pelaku pasar.
Dengan demikian komunikasi yang responsif dan cepat menjadi kunci keberhasilan untuk menekan terjadinya sentimen pasar yang negatif.
Ada baiknya pemerintah mempunyai tim juru bicara yang lebih mumpuni, di bidang ekonomi, politik, sosial dan hukum, agar komunikasi dengan investor dan pelaku pasar dapat berjalan dengan efektif serta dipahami oleh pelaku pasar.
- Penulis, Dr Y Sri Susilo, Dosen Prodi Ekonomi Pembangunan FBE UAJY.





