JOGJA, bisnisjogja.id – Delegasi dari Hochschule Osnabrück University of Applied Sciences (HS OS) Jerman melakukan kunjungan akademik ke Program Sarjana dan Magister Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Tuan rumah, Program Sarjana dan Magister Ekonomi FEB UMY menyambut baik dan hangat kunjungan akademik internasional tersebut.
”Kunjungan akademik bertujuan mendorong program student mobility, memperkuat kolaborasi akademik, mendorong pertukaran antarbudaya, serta mempromosikan dialog mengenai pembangunan berkelanjutan,” papar Ketua Program Studi Ekonomi Program Sarjana, Dr Dyah Titis Kusuma Wardani, Selasa (28/10/2025).
Selama dua hari kegiatan, 22–23 Oktober 2025, program tersebut mencakup kuliah yang berfokus pada tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Para peserta menghadiri sesi utama bertema ”SDGs in Yogyakarta and at UMY” yang disampaikan Ketua Program Studi Ekonomi Program Magister, Prof Endah Saptutyningsih.
Mereka juga mengikuti presentasi ”SDGs at UMY” yang disampaikan mahasiswa dari International Program for Islamic Economics and Finance (IPIEF).
Pembangunan dan Lingkungan
Selain itu, Workshop Shibori turut memperlihatkan kreativitas, keberlanjutan pembangunan ekonomi dan lingkungan dapat berpadu dalam dunia pendidikan.

Kunjungan ditutup dengan tur budaya ke Keraton Kasultanan Yogyakarta serta kuliah umum bertema ”Subjective Well-being in the Keraton Yogyakarta” dengan narasumber Dr Romi Bhakti Hartarto.
”Kunjungan ini merupakan langkah penting dalam kemitraan kami dengan UMY, khususnya Program Studi Ekonomi Program Sarjana dan Magister serta memberikan wawasan berharga bagi mahasiswa tentang keberlanjutan serta keragaman budaya,” papar Profesor Bidang Manajemen Pendidikan Tinggi dan Riset di HS OS, Prof Kai Handel.
Kedua kampus menyatakan komitmennya untuk terus memperkuat kerja sama melalui penelitian bersama, kegiatan pengajaran (visiting professor melalui block week), dan inisiasi pertukaran mahasiswa di masa mendatang, demi berkontribusi pada komunitas akademik global yang lebih berkelanjutan.





