JOGJA, bisnisjogja.id – Perhimpunan Bank Perekonomian Rakyat Indonesia (Perbarindo), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi dan Sekolah Vokasi UGM menyelenggarakan Forum Diskusi Ilmiah.
Topik forum ilmiah tersebut, ”Menyiapkan Generasi Baru Sumber Daya Manusia (SDM) BPR: Sinergi Pentahelix untuk Next Generation BPR”. Kegiatan berlangsung di Ballroom, Lt 2 Gedung Teaching Industry Learning Center, Sekolah Vokasi UGM, Yogyakarta.
Narasumber yang hadir, RR Riyadina Tri Wardhani (Direktur Grup SDM LPS), Leo Indra Wardhana (Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Sekolah Vokasi UGM), Haryono (Komisaris Utama BPR UGM dan Dosen FEB UGM), Dwiyono (Pengurus DPP Perbarindo), Dede Suryanto (Ketua Umum PRODIKPI) dan I Nyoman Yudiarsa (Diretur LSP “Certif”).
Moderator diskusi, Y Sri Susilo (Dosen FBE UAJY dan Sekretaris ISEI Cabang Yogyakarta). Jumlah peserta mencapai 150 peserta dari perguruan tinggi (mahasiswa dan dosen) serta kalangan industri BPR/BPRS.
Peran Staregis
”Forum diskusi ilmiah ini dirancang berdasarkan pendekatan pentahelix versi pendidikan vokasi, yang mengintegrasikan lima unsur Utama yakni pemerintah atau regulator, akademisi, industri, masyarakat pendidikan (dalam hal ini asosiasi prodi diploma), dan lembaga sertifikasi,” papar Ketua Umum DPP Perbarindo, Tedy Alamsyah.
Menurut Teddy, masing-masing unsur memiliki peran strategis dalam memastikan bahwa SDM yang dihasilkan tidak hanya terampil, tetapi juga relevan, kompeten, dan diakui oleh industri termasuk BPR.

Dari pemaparan materi narasumber dan hasil diskusi telah disepakati beberapa poin berikut. Pertama, kompentensi lulusan sekolah vokasi di bidang keuangan dan perbankan menjadi tanggungjawab program studi (prodi) dan perguruan tinggi dengan dukungan nyata Perbarindo dan Asosiasi Perbankan/Pengusaha/Profesi, OJK, LSP dan Lembaga Sertifikasi Profesi (LPS).
Kedua, Perbarindo selama ini telah berkolaborasi dengan pemangku kepentingan untuk mendukung pelaksanaan ”link and match” antara perguruan tinggi dan industri, khususnya BPR dan BPS Syariah (BPRS). Perbarindo telah menjalankan kolaborasi multipihak , sehingga dapat menyiapkan SDM yang kompeten yang dapat menopang industri BPR/BPRS.
Teknologi
Ketiga, BPR/BPRS anggota Perbarindo secara bertahap harus mengoptimalkan penerapan teknologi untuk operasional ke depan.
Diyakini teknologi terkini (information technology/IT termasuk artificial intelligence/AI) hanya merupakan alat bantu untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja. Tidak semua pekerjaan bisa digantikan oleh IT dan AI, termasuk di dunia perbankan termasuk BPR/BPRS.
Dalam acara yang diselenggarakan oleh DPP Perbarindo bersama pemangku kepentingan tersebut juga dihadiri 150 oleh Berry Juliandi (Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Dtjen Pendidikan Tinggi, Kemendiktisaintek), Muhammad Rifqi (Spesialis Pratama Grup Riset LPS), dan Wiryanta (Wakil Dekan Bidang Penelitian, Abdimas dan Kerjasama Sekolah Vokasi UGM).
”Sebelum acara diskusi ilmiah, telah diserahkan hasil pemenang Lomba Karya Tulis bagi Dosen dan Mahasiswa seluruh Indonesia,” jelas Sri Wulandari (Dirut BPR UGM) yang juga pengurus DPP Perbarindo sekaligus salah satu panitia pelaksana.