YOGYAKARTA, bisnisjogja.id – Deflasi adalah kebalikan dari inflasi. Dengan demikian deflasi adalah kecenderungan terjadinya penurunan harga barang dan jasa. Inflasi adalah kecenderungan terjadinya kenaikan harga barang dan jasa.
Terjadinya deflasi dapat disebabkan sisi permintaan dan penawaran. Dari sisi permintaan, jika masyarakat mengurangi konsumsi barang dan jasa. Hal tersebut terjadi karena masyarakat pendapatannya berkurang karena terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Di samping, konsumsi terhadap barang dan jasa berkurang terjadi karena masyarakat sedang berhemat karena menambah jumlah tabungannya.

Dari sisi penawaran, deflasi bisa terjadi karena meningkatknya pasokan barang dan jasa di pasar. Jika permintaan masyarakat relatif tetap maka harga barang bisa menurun. Sebagai contoh, di masa panen raya produksi beras cenderung turun karena terjadi peningkan pasokan atau penawaran di pasar dan disisi permintaan relatif tetap.
Tabel berikut menyajikan data inflasi deflasi di DIY periode Januari s/d Juli 2024 (lihat Tabel). Bulan Januari 2024, DIY mengalami deflasi sebesar -0,02%. Setelah bulan Januari tersebut terjadi inflasi di bulan Februari (0,39%), Maret (0,43%), dan April (0,09%). Kemudian terjadi deflasi lagi pada bulan Mei (-0,08%), Juni (-0,25%), dan Juli (-0,03%).
Tabel Inflasi dan Deflasi DIY Tahun 2024
|
Bulan |
Inflasi (%) |
Deflasi (%) |
| Januari | – | -0,02 |
| Februari | 0,39 | – |
| Maret | 0,43 | – |
| April | 0,09 | – |
| Mei | – | -0.08 |
| Juni | – | -0.25 |
| Juli | – | -0.03 |
Sumber: BPS DIY (1 Agustus 2024)
Deflasi maupun inflasi sebenarnya fenomena yang wajar dalam ekonomi. Dalam arti deflasi dan inflasi bukan penyakit ekonomi jika besarannya masih dalam batas kewajaran. Untuk inflasi jika besarnya masih di bawah 10% (satu digit) dianggap bukan masalah atau penyakit ekonomi. Demikian pula jika deflasi besarannya masih di bawah 1% atau bahkan 2% masih lumrah atau dianggap masalah ekonomi makro.
Jika mencermati besaran inflasi dan deflasi periode Januari s/d Juli 2024, besarannya belum mencemaskan dan dalam batas kewajaran. Pemerintah dan Bank Indonesia, perlu melakukan kajian empiris untuk memastikan deflasi yang terjadi karena faktor sisi permintaan, sisi penawaran dan atau faktor keduanya.
Dr. Y. Sri Susilo, SE., M.Si. (Dosen Prodi Ekonomi Pembangunan FBE UAJY, Pengurus Pusat ISEI dan Pengurus KADIN DIY.)





