,

Beras Premium Presokazi Atasi Stunting, Inovasi Agroteknologi UGM

oleh -281 Dilihat
Ilustrasi Beras Premium Presokazi.(Foto: dok UGM)

JOGJA, bisnisjogja.id – Pusat Inovasi Agroteknologi UGM meluncurkan beras premium yang bermanfaat mencegah stunting. Selain itu juga untuk mengatasi kekurangan gizi, khususnya zat besi (Fe) dan seng (Zn) pada anak dan ibu hamil.

Produk bernama Beras Premium Presokazi merupakan hilirisasi inovasi varietas padi Gadjah Mada Gogo Rancah 7 (Gamagora).

”Beras Presokazi merupakan hasil budidaya varietas padi Gamagora 7 menggunakan pupuk Super Smart Fertilizer (SSF) yang juga hasil inovasi PIAT UGM,” ungkap Kepala Pusat Inovasi Agroteknologi UGM, Prof Taryono, Minggu (29/12/2024).

Makanan Pokok

Taryono menjelaskan beras sebagai makanan pokok masyarakat Indonesia menjadi salah satu opsi yang menjanjikan, karena terjangkau dan aksesibilitasnya tinggi.

Riset pengembangan Beras Presokazi oleh tim peneliti pangan Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian UGM bekerja sama dengan pihak swasta.

Varietas padi Gamagora 7 mulanya untuk mengatasi masalah perubahan iklim yang mempengaruhi hasil panen petani. Gamagora 7 lebih tahan kondisi lingkungan dan perubahan iklim. Padi Gamagora 7 akan tetap tumbuh pada lahan kering maupun tadah hujan.

”Ketahanan terhadap hama seperti wereng juga terbukti. Selain itu, Gamagora 7 memiliki masa panen yang lebih singkat, yakni sekitar 104 hari dan potensi hasil mencapai 9,8 ton per hektar. Ini dapat menarik petani untuk membudidayakan padi Gamagora 7 bergizi tinggi,” papar Taryono.

Mutu Tinggi

Gamagora 7 secara kebetulan menghasilkan beras bermutu tinggi yang pulen dan kaya protein. Penggunaan bahan pembenah tanah pupuk super cerdas yang berasal dari limbah pertanian mampu meningkatkan kandungan zat besi dan seng.

Implementasi riset berlangsung di lahan masyarakat Kabupaten Klaten, Jawa Tengah dan Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Setelah itu, muncul ide untuk membuat produk Beras Premium Presokazi.

”Proses hilirisasi riset hingga mampu menjadi produk komersial tidaklah mudah. Perlu biaya produksi tambahan yang tinggi dalam proses pembenahan tanah, menanam, hingga panen,” imbuh Taryono.

Pengembangan racikan bahan pembenah pupuk SSF juga memakan biaya yang tidak sedikit. Belum lagi tantangan minat para petani untuk menanam padi Gamagora 7 yang masih terbilang baru dan belum familiar.

Hilirisasi riset Gamagora 7 sudah berkolaborasi dengan dua industri, yakni PT Tunas Widji Inti Nayottama (TWINN) dan PT Agri Sparta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.