JOGJA, bisnisjogja.id – Warga Yogyakarta tumplek blek di kawasan Titik Nol Kilometer. Mereka menggelar ungkapan syukur karena Kota Budaya aman dan damai.
Masyarakat yang terlibat aksi damai tersebut berasal dari Forum Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) DIY, komunitas-komunitas warga dan mereka yang peduli dengan perdamaian. Selain orasi ungkapan syukur, ada pula makan bersama serta pentas seni budaya.
”Aksi damai ini selain menggaungkan perdamaian dan persatuan sekaligus memperingati boyongan kedhaton,” ungkap Ketua Forum BEM DIY, Faturahman Djaguna.
Boyongan kedhaton adalah hijrahnya Sri Sultan Hamengku Buwono I dari Pesanggrahan Ambarketawang menuju Keraton Yogyakarta yang sekarang ini.
Ia menyerukan Yogyakarta merupakan kota damai sehingga setiap aksi penyampaian aspirasi hendaknya menggunakan cara-cara anti kekerasan.
Tanpa Kekerasan
Demokrasi menurutnya akan berjalan baik ketika ada saluran-saluran yang dapat menyuarakan aspirasi tanpa kekerasan. Ia mengajak seluruh masyarakat menyampaikan aspirasi melalui saluran yang ada.

Aktivis yang juga Ketua Sekber Keistimewaan, Widihasto Wasana Putra menambahkan pentingnya menjaga kedamaian di Yogyakarta. Ia mengajak masyarakat menjaga Yogyakarta sebagai tempat yang nyaman bagi semua.
Aksi damai kali ini mengambil tema ”Menghidupkan Sejarah di Setiap Langkah, Mengabdi Tanpa Henti untuk NKRI”. Berbagai komunitas terlibat dalam kegiatan tersebut.
Selain makan bersama dan pentas budaya, mereka menutup kegiatan dengan doa bersama. Tampak aparat kepolisian berbaur dengan warga dan ikut makan bersama.