,

Seminar Nasional “Eventonomics: Peran Event Dalam Mendorong Perekonomian”

oleh -145 Dilihat
Narasumber & moderator (Foto: istimewa)

PANGKALPINANG, bisnisjogja.id – Provinsi Bangka Belitung menjadi salah satu provinsi di Indonesia yang telah sukses meyelenggarakan beberapa event berskala Internasional seperti High Level Task Force  ASEAN, Geo Golf, Geopark Youth Camp, DMM G20 Meeting, World Ocean Assesment, dan terakhir Belitung Chinese International Fest 2024. Berbagai event yang berlangsung diatas menjadi potensi wilayah ini untuk dapat mengandalkan business event mendorong perekonomian wilayahnya.

Melihat potensi tersebut, Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) bersama dengan Universitas Bangka Belitung (UBB) mengadakan Seminar Nasional yang bertemakan “Eventonomics: Learning from Swiftonomics, Multisport Events, dan MICE” untuk dapat mendiskusikan potensi, peta jalan, dan tantangan dalam mencari sumber petumbuhan ekonomi baru. Acara ini dibuka oleh Rektor Universitas Bangka Belitung yakni Prof. Dr. Ibrahim, S.Fil., M.Si. “Di Provinsi Bangka Belitung terlah terjeadi pergeseran sumber pertumbuhan ekonomi yang awalnya mengandalkan sektor ekstraktif menjadi sektor jasa”, jelas Ibrahim. Kondisi tersebut menjadikan perekonomian di wilayah Bangka Belitung lebih prospektif.

Sambutan dari perwakilan Pengurus Pusat ISEI dibawakan oleh Arlyana Abubakar selaku Sekretaris IV PP ISEI dan Kepala Perwakilan BI Provinsi DKI Jakarta yang menyambut baik pelaksanaan Seminar Nasional di kota sejuta senyuman ini serta menekankan pentingnya persiapan hard and soft infrastructure dalam mempersiapkan Provinsi Bangka Belitung dapat menghelat berbagai event internasional.

Rektor UBB bersama narasumber & moderator (Foto: istimewa)

Selanjutnya, Seminar Nasional dilanjutkan dengan pemaparan Prof. Dr. Bambang PS Brodjonegoro yang menulis buku “The Indonesian Economy and the Surrounding Regions in the 21st Century”. “Dampak kegiatan pre event (meliputi belanja persiapan infrastruktur)”, jelas Bambang. Kemudian Bambang menjelaskan,  saat event (meliputi pengeluaran peserta, pengunjung, dan hak siar), dan pasca event (meliputi belanja online, kunjungan ulang, citra daerah, dan investasi).

Dalam seminar nasional yang dimoderasi oleh Dr. Reniati, S.E., M.Si selaku Ketua ISEI Cabang Bangka Belitung dan Kaprodi MM UBB terdapat beberapa pemaparan penelitian dampak perhelatan event internasional. Pemaparan pertama dilakukan oleh Amalia Adininggar Widyasanti, Ph.D. selaku Pengurus Pusat ISEI Bidang I, Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/BAPPENAS RI, dan Plt. Kepala BPS RI menyebutkan bahwa Asian Games 2018, Annual Meeting IMF-WB Group 2018 dan rangkaian Presidensi G20 Indonesia Tahun 2022 terbukti memberikan multiplier effect pada perekonomian domestik.

“Pada lapangan usaha meliputi kontruksi, pariwisata & perhotelan, makanan & minuman, rekreasi & hiburan, penyiaran, dan transportasi menjadi sektor yang terdampak maksimal dari perhelatan business event dan pada aspek pengeluaran”, jelas Amalia. Menurut Amalia, berbagai event tersebut terbukti telah meningkatkan pengeluaran di sektor belanja pemerintah, investasi infrastruktur, pengeluaran delegasi, pengeluaran swasta, dan pengeluaran pengunjung yang telah membuat berbagai success story Indonesia dalam perhelatan event internasional.

Pemaparan kedua dibawakan oleh Mohamad Dian Revindo, Ph.D. selaku Pengurus Pusat ISEI Bidang III serta dosen dan peneliti Universitas Indonesia. “Kemudahan perijinan acara, imigrasi, bea cukai, hingga perizinan kepolisian yang akan mempermudah berebut bintang dunia untuk memberikan dampak pada perekonomian nasional’, jelas Revindo.

Selanjutnya Revindo menjelaskan berbagai event konser internasional seperti Coldplay, The Eras Tour, NCT, dan lainnya telah terbukti berhasil memberikan dampak pada perekonomian terutama kontrak eksklusif Pemerintah Singapura yang dilakukan kepada Taylor Swift. Hal ini menjadi menarik karena Singapura menempatkan event tidak berdiri sendiri namun menawarkan “Singapore Experience” dalam perhelatannya yang medorong secara merata dampak perekonomian eventonomics di Singapura.

“Dalam penyelenggaraan F1 Powerboat World Championship Danau Toba menunjukkan adanya behavioral intension baik dari penonton internasional dan domestik’, ungkap Revindo. Eventonomics sebagai point of view untuk menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru bagi Indonesia tentu akan menjadi tantangan namun juga menjadi peluang yang besar ditambah keindahan alam dan hospitality masyarakat Indonesia yang sangat hangat kepada wisatawan.

Dari seminar Nasional “Eventonomics: Learning from Swiftonomics, Multisport Event, and MICE” di Universitas Bangka Belitung diharapkan dapat menjadi new paradigm bagi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Investor, dan Stakeholders. Mereka dapat menangkap peluang event internasional dan menjadikan kegiatan event internasional seperti Asian Games 2018, Annual Meeting IMF-WB Group 2018, Rangkaian Presidensi G20 Indonesia Tahun 2022, Konser Coldplay & The Eras Tour di Singapura, dan F1 Powerboat World Championship Danau Toba menjadi acuan (bench mark) untuk event sejenis di masa mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.